RSS

Ajarkan Anak Etika Menonton TV

18 Mar

TELEVISI kini seperti sudah menjadi anggota baru dalam keluarga. Kita sarapan, belajar, dan menghabiskan banyak waktu bersamanya dibanding dengan anggota keluarga lain.

Televisi diposisikan sebagai sumber penting bagi kehidupan anak kita; pengajar, babysitter, penghibur, penjual, dan sebagainya. Semua terangkum jadi satu. Apakah ini berarti kekuatan TV dalam kehidupan anak-anak kita semakin tak terkendali? Jawabannya ada pada kita, para orangtua.

TV ibarat obat, bisa menyembuhkan atau justru menjadi racun. Bertindaklah cepat dan cermat agar pengaruh TV tidak mengalahkan kekuatan kita sebagai orangtua.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Ikuti panduan berikut, seperti dikutip dari Health24, Minggu (1/2/2009).

Ubah kebiasaan
Banyak anak telah menjadi pecandu TV sejak berusia 2 tahun. Kebiasaan berbahaya ini hanya bisa diubah dengan cara menggantinya dengan kebiasaan baru yang tentu lebih positif. Lakukanlah perubahan itu setiap hari, meski hanya hal kecil, misalnya membaca. Bimbinglah anak untuk menemukan keajaiban dari membaca, terutama sejak mereka berusia dini.

Tempatkan TV di ruangan yang jarang digunakan
Jauhkan TV dari ruangan yang sering digunakan untuk aktivitas keluarga. Hal ini membuat anak akan jarang menonton TV.

Rencanakan satu malam dalam sepekan tanpa TV
Konsekuensinya, Anda harus punya alternatif kegiatan, bisa bersama keluarga atau memilih waktu untuk sendiri. Bersama anak-anak, Anda bisa bermain puzzle, scrabble, ataupun monopoli. Anak akan terhindar dari kecanduan TV jika Anda punya sesuatu yang menyenangkan ketimbang menonton TV.

Hindari memanfaatkan TV seperti babysitter
Anda tentu tidak akan membiarkan anak Anda dijaga atau diasuh oleh orang asing. TV hanyalah benda mati. Ia tidak akan bisa bereaksi saat anak menangis butuh bantuan, juga tidak bisa berkata-kata saat anak ketakutan.

Rencanakan lebih dulu apa yang ingin ditonton
Dengan panduan ber-televisi, tentukan apa yang Anda dan anak-anak akan tonton setiap malam. Jangan menyalakan TV hanya untuk melihat program apa yang sedang tayang. Bantulah anak untuk merencanakan tayangan TV apa yang dirancang khusus sesuai usia, ketertarikan, dan tingkat kedewasaan mereka.

Menonton tanpa anak-anak
Menonton TV tanpa anak menjadi kesempatan Anda untuk melihat perkembangan tayangan TV yang ada. Nilailah mana yang baik menurut nilai dan tradisi keluarga Anda.

Bantu anak membedakan kenyataan dan keyakinan
Jelaskan ke mereka bahwa teror dan kejahatan dalam tayangan TV hanyalah akting belaka dan bukan kekerasan dalam kehidupan nyata.

Diskusi iklan junk food
Bantu anak untuk melihat kenyataan bahwa sebenarnya iklan coba merayu mereka untuk menghabiskan uang dengan cara membeli sesuatu yang tidak sehat, seperti junk food. Beri kesempatan kepada anak untuk ikut memilih makanan yang bergizi untuk keluarga.

Panduan tersebut mungkin terasa berat di awal untuk memulai suatu perubahan. Pilihlah satu atau dua poin yang menurut Anda pas diterapkan dalam keluarga. Jika perlu, catat daftar panduan tersebut dan letakkan di pintu lemari es untuk dipraktikkan tiap pekannya.(ftr)

http://lifestyle.okezone.com/read/2009/02/01/196/188328/196/ajarkan-anak-etika-menonton-tv

sedikit tambahan dari saya :

– sedini mungkin jgn sampai merusak perkembangan anak gara2 TV…orang tua memang dituntut utk lebih kreatif…..usia balita adalah usia tumbuh kembang….
memang TV seakan menjadi solusi yg jitu dikala sibuk….atau anak rewel……tinggal taruh depan TV beres…hehehehe…..ini sih tetangga saya di kampung…Insya Allah disini ndak ada yah.

betul ada TV Digital yg tinggal pilih saluran khusus utk anak2
betul ada LD/VCD/DVD/HD-DVD/Blu-Ray yg bisa dibeli sesuai dengan peruntukan anak

– buat yg ditinggal kayak kami…..beri pendidikan yg baik..pengarahan…agar si mbak/nony..dst…utk tdk menonton TV didepan anak2 atau kalau terpaksa anak sedang nonton minta tolong utk mengawasi tontonan anak2.

– mustahil rasanya untuk bisa melepaskan anak dari TV…lolos dirumah bisa jadi ngeluyur ke tetangga…hehehehe…..solusinya…..beri pengertian sebaik-baiknya, kemudian terapkan aturan yg tegas dan adil……dan terutama beri contoh yg baik…karena anak adalah peniru yg sangat fasih.

– kl Om samsul…..pasang detektor….yg bekerja dengan sistem sensor ……jd ketika tubuh anak mendekat ke TV…automatis bisa signal off tanpa gambar…..posisi stand by……(mungkin) cukup kreatif juga…hehehhe..utk membatasi jarak aman utk anak menonton TV……tp kelemahannya juga…..bisa jadi life timenya TV berkurang karena sering byar-pet…mudah2an sih tdk yah…hehehe

– belikan mainan kesukaannya…….agar aktifitasnya lebih ke mainannya.

– dsb…dll…..mungkin ada yg mau menambahkan…..

betul teknologi itu bagai pisau bermata dua…maka hati2lah agar jangan sampai melukai diri sendiri.

 
Leave a comment

Posted by on March 18, 2009 in SEPUTAR ANAK

 

Leave a comment